realita bernama sensitivitas

saya tau.. malam itu saya mengerti.. bukan abstrak.. sedikit konkret..kenyataan,kebenaran dan kejujuran memang selalu jauh lebih baik. lebih melapangkan dada.. kejujuran dan pembicaraan formal dari hati ke hati tanpa ada yang harus ditutupi adalah hal paling berharga yang saya rasakan..

kedewasaan saya dapatkan disini.. ketika saya benar-benar bingung yang hanya bertumpu pada kaki,logika dan rasa..

mereka semua membantu saya bicara.. penyakit bisu hilang sedikit demi sedikit..

ketika saya bisa merasakan kemajuan sensitivitas kepekaan yang terkubur dalam permainan logika diri..

semula terkesan mustahil dan sulit diucapkan.. tapi segalanya lebih mudah jika dihadapkan dengan proses kedewasaan hati..


saya merasa bahwa sekarang adalah bukan saatnya main-main.. semuanya harus berpikir atas apa yang akan terjadi nanti didepan.. masa depan.. yang sebelumnya memang tidak tau apa yang sebenarnya akan terjadi..

semua penjelasan membuat mata saya terbuka.. perangai setiap orang di permukaan ternyata bisa masuk lewat alam kesadaran yang saya coba untuk pikirkan.. yang saya coba untuk telaah dari hati ke hati..

kebanyakan berpikir logis.. tapi untuk sekarang tidak ada logika untuk sebuah hubungan persahabatan,keluarga dan kekasih..

logika digunakan atas sebuah kisah salah yang begitu banyak sudut pandang yang disebut salah..

dan sekali memang sadar bahwa itu salah.. maka selamanya akan salah.. nurani tidak akan bisa berbohong

logika dan perasaan menentukan ini semua..

untuk maju mengambil langkah bernama realita...