seperti angin yang semliwir.. hati saya celingak-celinguk mencari kebenaran, walau sebenarnya kebenaran itu sudah ada dalam bidadari ketulusan hati saya.
sadar ataupun tidak sadar ternyata kebenaran itu terus menerus disanggah oleh suara tenggorok saya yang diantarkan melalui lidah yang bisa dianggap sebagai kebohngan dan kemunafikan diri saya sendiri. sebenarnya hati saya berteriak-teriak , meronta-ronta meminta pertolongan ketika keinginan hati yang selalu berkobar laksana bara api sejak saya kecil ini harus dibuang jauh-jauh sampai tak ada bangkai yang tersisa
hati saya menelusuri impian-impian ini sejak dulu, sebenarnya ini bukan impian. hanya topangan harap yang ditunggu untuk menjadi realita dengan detail-detail penting didalamnya yang akan mungkin akan menjadi sebongkah resolusi besar yang ada dalam perjalanan panjang hidup saya..
tapi yang ada hanyalah ada, tak bisa dihilangkan atau diluluhlantahkan, tapi hanya dibutuhkan celah-celah fleksibel dan solusi agar bisa menjadi harta yang bisa menggantikan mimpi saya terdahulu
walau akan terasa lain, nantinya..
Minggu, 25 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar