Senin, 26 Oktober 2009

Kutuliskan ini untuk sekuntum mawar putih berada di hutam tundra, atau mungkin tulip merah yang mencolok berada di padang pasir, atau mungkin bunga teratai diatas kolam fatamorgana, atau mungkin pelangi yang tak kugapai ujungnya, atau mungkin entah apa yang tak bisa kulukiskan tanpa mengambarkan keindahan, karena sungguh cintaku begitu indah di hati, ku agunggkan cinta hingga ku tak dapatkan cintaku, takan ku lakukan kedua kalinya karena cintaku belum tentu cintaku.

Cintaku layak seperti Guanin yang tak pernah lepas dari Sianin, begitu erat karena berkodrat untuk tak terpisahkan, janganlah cintaku bak Adenin yang mampu menerima Urasil dan terpisahkan dari Timin entah apapun alasannya, ku tak ingin menjadi Timin yang mampu tergantikan. Cintaku kan yakin aku, mau berkorban untukku dan tak kan kuganggu cintaku jika cintanya bukan untukku
.
Cintaku bagai matahari yang dipuja karena sinarnya memberikan kehidupan, dan aku hanyalah bulan yang berkamuflase, Curam ,terjal, dan buruk rupa yang karena kuning dan hangat sinarnya menjadikan penyinar malam yang dipuji menyempurnakan kerinduan, lebih indah dai pemberi sinar, cintaku berlaku demikian maka akan terbalaskan dengan hangatnya kasih sayang yang belum pernah dirasakan.

Komplementer sifat cinta, berelastisitas silang negatif, berlawanan tapi sunguh tak terpisahkan, yang satu tak bisa hidup tanpa yang satu. Ketika satu minus maka yang satu akan memberikun plus. Dan kini ku hanya magnet yang memiliki satu kutub, bergantung pada magnet di depanku, ku kan tertarik jika dihadapkan kutub berlawanan, tertolak jika diberi kutub yang sama, perih tak bisa memilih.

Memang bukan seorang pujangga, tapi tangan bergerak sesuai alunan hati mencoba menciptakan yang terindah untuk yang terindah, karena rangkaian terindah hanya tersuratkan dari kejujuran hati, Ingin kugambarkan sayangku tapi tak guna jika tak kudapatkan kasihnya, hati tulus mampu menggambarkan lebih dari seribu ungkapan sayang yang mampu memberikan juta makna.

Dalam satu pohon hanya satu bunga paling mekar, banyak yang cantik dan pasti hanya satu yang paling menarik. Ku tunggu mekarnya bunga sembari berdiri sombong menengadahkan kepala & membuka mata lebar tak takut akan apapun, menantang apa yang mengganggunya, memberikannya sesuatu yang berbeda karenanya terspesialisasi.

Jatuh ke bawah karena adanya gaya gravitasi itu merupakan hukum-hukum yang sebelumnya tak tersurat tapi tersirat, Abrasi oleh ombak besar di pantai, membuat tebing keras di tepi pantai terkikis, erosi terjadi karena tak memiliki akr penguat. Aku mencari yang belum tergali, dan kan ku temukan seperti harta karun, ku berusaha membentengi agar cinta tak menipis, ku tanam bibit agar tumbuh pohon yang menguatkan cinta.

Cinta Menyanyagi, Melindungi, Menjaga, Menghargai, Memiliki. Sakit jika sayang tak terbalas tapi tak sesakit jika dibohongi cinta. Cinta tak takut menyakiti hati, tapi takut akan kehilangan. Sungguh ku rela cintaku tak bersamaku barang sejenak, karena cintaku kan bersamaku menemani waktu yang panjang. Cinta bukan karena haru hati tapi karena timbul dari palung hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar